Saya belum sedetik pun melupakan peristiwa hari itu.
Ariana sedang menyusui Daniel kecil saat saya pamit pergi ke kantor. Selepas menikmati sarapan nasi goreng dan segelas teh buatan Mama—beliau mertua baik yang begitu perhatian pada saya sehingga melarang asisten membuatkan sarapan, saya segera menuju garasi, mengambil motor matik tua kesayangan saya. Sebagaimana pegawai swasta bergaji rendah, tak pernah saya ingin melewatkan pagi dengan berangkat tergesa-gesa ke kantor.
Di depan pintu ruang depan, saya menemukan koran yang masih menggulung, menggeletak saja di lantai. Ah, sudah lima hari kertas-kertas itu tak menarik perhatian. Buat apa Papa berlangganan jika tak dibaca. Namun, saya tak mau merusak ketenangan Papa. Dia tengah asyik bersenandung kecil seraya sibuk mengarahkan selang di tangan kanannya, menghujani tanaman yang helai-helai daunnya kelihatan lemah. Padahal, kemarin bunga itu masih segar dan beberapa kuncup merahnya siap merekah.
Baca selengkapnya tulisan ini dan karya-karya lainnya dari Eki Saputra melalui karyakarsa.com.

Posting Komentar
Posting Komentar