"Andai aku menjadi kamu." Lea terbangun di tengah malam. Ia berbicara kepada salah seorang dalam potret pernikahan berbingkai kayu terukir.
Pukul
sebelas malam, laki-laki di dalam gambar itu belum juga menyusul. Ia mencoba
tidak mencemaskannya sama sekali. Bukankah itu sudah biasa? Ia membatin.
![]() |
| dok pribadi |
Lea
menyingkap selimut. Membiarkan sebagian tubuhnya terbuka begitu saja. Buat apa
pakai selimut? Pikirnya. Lagi pula kehangatan sedang dibawa lelaki itu pergi.
Barangkali, saat ini masih mengantarkan dua pertiga kehangatan yang lain kepada
keluarganya.
Baca selengkapnya tulisan ini dan karya-karya lainnya dari Eki Saputra melalui karyakarsa.com.

Posting Komentar
Posting Komentar