Laporkan Penyalahgunaan

Tags

Recent Posts

Recent Comments

Nature

Facebook

Popular Posts

Suplir Biru

Menangis juga percuma, semua berlalu begitu cepat, terenggut tanpa sempat aku mengucapkan maaf. Bahkan aku belum bisa memikirkan bagaimana hidupku setelah ini. Tanpa ayah, aku hanya sunyi yang tersesat dan sendirian. Di tempat yang tidak kukenali, di tempat semua orang bersikap datar.



Ibu mengirimku ke sini, setelah ia memilih memulai hidup yang baru dan melepaskan masa lalu yang baginya menjemukan. Aku tahu, ia malas mengurus anak yang sunyi.Alasan itu memang tidak pernah ia sampaikan terang-terangan kepadaku. Akan tetapi, mataku bisa membaca gerakan bibirnya yang naik-turun mengeluh, aku bisa menebak isi hati manusia tanpa perlu mendengarnya.

Baca selengkapnya tulisan ini dan karya-karya lainnya dari Eki Saputra melalui karyakarsa.com.

Eki Saputra
Seorang penulis lepas, penikmat karya sastra dan film pendek. Tulisannya berfokus pada isu kemanusiaan, kesetaraan gender, dan lingkungan.

Related Posts

Posting Komentar

Popular

  • Surel
    M enurutmu hal seperti apa yang paling dibenci oleh seorang youtuber-tutorial-memasak sepertiku s…
  • Gugatan Perempuan Malam
    Dia gentayangan bebas di malam hari. Ketika malam purnama tiba, ia mulai membalas dendam pada anak …
  • Menunggu
    Tik. Arloji di tanganku bersuara. Jarum pendeknya bergerak pelan tapi pasti, berbarengan putaran ja…
  • Hantu Air
    Demoniac clouds, up-pil’d in chasmy reach Of soundless heav’n, smother’d the brooding night;  Nor c…
  • Catatan Ringan (2): Tentang Kebencian di Media Sosial
    "Fenomena ini cukup mengerikan sih. Bayangkan jika Anda (penulis) tak sengaja melakukan sesuat…
  • Drama Gerbong Kereta
    I Aku mengamati besi tua di hadapanku, setua diriku, kata istriku yang selalu menuntut ini itu. Ber…