Sesudah mengenakan kebaya putih sepanjang pinggulmu, kau tersenyum puas. Kamu tidak pernah menyangka, setelah sekian lamanya tangis, duka, dan pedih yang menghimpit tubuhmu, tetapi pesonamu tetap terpancar dari refleksi cermin itu. Betapa pun, masa gadismu yang pilu harus segera dilepaskan. Cukuplah semua kalimat-kalimat pedih yang membuatmu lelah dan menderita, dan sekarang telah tiba waktunya kamu menikmati kegembiraan demi menyongsong hari esok yang lebih baik.
![]() |
| Ilustrasi by Pixabay |
Kamu kembali tersenyum saat melihat
lekuk tubuh semampaimu padu padan dengan busana megah itu. Bibirmu kian
mengembang karena terbenam dalam kenyamanan sejenak. Selama ini engkau baru tiga kali memakai
pakaian semacam itu: Saat menghadiri kelulusan sekolah, yudisium, dan pernikahan
seorang sahabat. Ah, kau jadi sakit hati bila mengingat siapa saja orang yang
pernah mendampingimu dulu. Kini, mereka yang pernah mendampingimu itu justru
sudah mengawani anak-anak mereka mengambil rapor ke sekolah.
Baca selengkapnya tulisan ini dan karya-karya lainnya dari Eki Saputra melalui karyakarsa.com.

Posting Komentar
Posting Komentar